Bekerja.id – Panel Durov selaku pendiri Telegram mengumumkan kenaikan pengguna Telegram secara signifikan. Sejak Januari 2021, tercatat pengguna aktif Telegram meningkat sebanyak 500 juta pengguna selama sebulan. Melalui akun channel resmi Telegram, Durov mengatakan dalam kurun waktu 3 hari terakhir, ada sekitar 25 juta pengguna baru Telegram dari seluruh dunia. Pengguna baru tersebut tercatat 38% dari Asia, 27% dari Eropa, 21% dari Amerika Latin, dan 8% dari MENA (Timur Tengah dan Afrika Utara).
Durov juga membeberkan alasan kenaikan pengguna baru Telegram terkait dengan keamanan privasi.
“Orang tidak lagi ingin menukar privasi mereka dengan layanan gratis. Mereka tidak ingin lagi disandera oleh monopoli teknologi yang tampaknya berpikir bahwa mereka dapat melakukan apa saja selama aplikasi mereka memiliki banyak pengguna.” Begitulah pernyataan Durov lewat channel resmi miliknya. (12/1)
Hal ini dikaitkan dengan kebijakan terbaru Whatsapp tentang keamanan privasi. Kebijakan ini mulai berlaku pertanggal 8 Februari 2021. Semua pengguna Whatsapp diwajibkan menyetujui kebijakan baru ini agar bisa tetap mengakses Whatsapp.
Kebijakan ini menjadi kontroversial karena dianggap tidak menjaga privasi penggunyanya. Kebijakan baru tersebut meliputi pembagian data ke Facebook, selaku perusahaan induk dari Whatsapp.
Dikutip dari Kompas,data tersebut meliputi nomor telepon, nama profil, foto profil, status, penggunaan data (jumlah pesan/telepon), lokasi, konten pengguna, kontak, info keuangan (khusus Whatsapp Pay), dan pembelian (fitur terbaru pasar digital).
Selain itu, bagi pengguna Whatsapp Business, semua pesan akan disimpan di server Facebook.
Bagi pengguna Whatsapp biasa, kebijakan terbaru ini tetap tidak mengubah sistem enskripsinya (end to end enscription). Hal ini berarti Whatsapp maupun Facebook tidak bisa mengakses isi pesan pribadi pengguna.
Sementara itu, Telegram menawarkan keamanan privasi bagi penggunanya.
“Sejak hari kami meluncurkannya pada Agustus 2013, kami belum mengungkapkan satu byte pun dari data pribadi pengguna kami kepada pihak ketiga.” Kata Durov lewat channel pribadi miliknya. Ia juga mengatakan bahwa Telegram bukanlah suatu organisasi atau aplikasi, melainkan sebuah ide; bahwa setiap orang di planet ini memiliki hak untuk bebas.