Bekerja.id, JAKARTA – Keluarga Sinar Mas Group menjadi salah satu keluarga terkaya di Indonesia menurut versi Majalah Forbes. Keluarga Widjaja masuk dalam daftar “Indonesia 50 Richest” berada di posisi kedua dengan total kekayaan US$ 11,9 miliar.
Hal tersebut sangat wajar, sebab kekayaan keluarga Widjaja diperoleh dari berbagai macam sektor bisnis antara lain pulp dan kertas, jasa keuangan, properti, agribisnis, telekomunikasi, energi, dan infrastruktur, serta pendidikan, dan kesehatan.
Posisi kekayan keluarga Widjaja mengungguli keluarga konglomerat lain seperti keluarga Ciputra yang berada di urutan 24 dengan total kekayaan US$1,28 miliar dan keluarga Hamami yang berada di urutan 37 dengan total kekayan US$745 juta.
Saat ini bisnis Sinar Mas Group telah diwariskan oleh pendirinya Eka Tjipta Widjaja kepada anak dan cucunya, dengan berbagai sektor bisnis tersebut.
Muktar Widjaja menjabat sebagai CEO Sinarmas Land, Indra Widjaja menjadi bos Sinar Mas Multiartha, lalu Frank O Widjaja menjabat sebagai Chairman Golden Agri-Resources (GAR), kemudian Anak sulungnya Teguh Ganda Wijaya saat ini meemegang kendali Asia Pulp & Paper.
Selain Anaknya yang menjabat di perusahaan Sinar Mas Group, cucu atau generasi ketiga Eka Tjipta Widjaja turut dalam kegiatan bisnis yang ditinggalkan kakeknya. Salah satu cucu yang menjabat sebagai CEO Golden Energy Mines yakni Fuganto Widjaja anak dari Indra, kemudian yang menjabat sebagai direksi GAR yakni Jesslyne Widjaja anak dari Franky.
Menarik untuk membahas salah satu cucu dari Eka Tjipta Widjaja yakni Jesslyne Widjaja. Saat ini dia masuk dalam golongan generasi ketiga salah satu taipan di Indonesia dengan posisi yang sangat strategis di bisnis keluarganya.
Jesslyne sebelum masuk ke dalam dunia bisnis, dia menyelesaikan terlebih dahulu pendidikannya untuk program strata satu di University of California Los Angles (UCLA) pada 2002-2006. Mengambil jurusan teknik kimia, kini Jesslyne mendapat gelar Bachelor of Applied Science.
Tidak hanya cukup sampai di situ, Jesslyne kembali melanjutkan pendidikanya dengan program Master of Business Administration (MBA) di salah satu Universitas terbaik dunia, University of Pennsylvania Wharton School, mengambil jurusan Keuangan pada 2008-2010.
Dengan gelar pendidikan yang ia raih, Jesslyne mempunyai kapasitas yang cukup untuk berperan dalam pengembangan bisnis di Sinar Mas.
Meskipun begitu, Jesslyne tidak langsung terlibat dalam bisnis Sinar Mas. Pada 2006-2008 Jesslyne memulai karirnya sebagai Consulting Analyst di Deloitte. Kemudian pada tahun 2010-2011 dia menjadi Invesment Banking Associate Citi, sebelum mengawali karirnya di Sinar Mas Group.
Jesslyne memiliki posisi yang sangat strategis, kini ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Strategi & Pengembangan Bisnis Golde Agri Resources Ltd (GAR).
Golden Agri-Resources (GAR) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan kelapa sawit terintegrasi terbesar di dunia. Golden Agri-Resources (GAR) juga merupakan anak perusahaan dari Sinar Mas Group yang berdiri pada tahun 1996 dan sudah terdaftar di Bursa Efek Singapura pada tahun 1999. Bersamaan dengan salah satu anak perusahaannya, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk pada tahun 1992 sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
PEMBERDAYAAN PETANI
Sejak tahun 2011, Sinar melalui GAR menjadi perusahaan pertama industri sawit yang menerapkan kebijakan konservasi hutan (KKH).
Jessyline mengatakan, perseroan dapat mendukung pembangunan masyarakat, turut hadir membantu meningkatkan praktik keberlanjutan, dan mendorong masyarakat melakukan perbaikan gizi melalui orang-orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai minyak kelapa sawit.
Dia mengatakan bahwa seiring perjalanan yang ditempuh perusahaan, Sinar Mas ingin memberdayakan dan mendorong lebih banyak orang yang terlibat dalam industri tersebut.
Belum lama ini, Golden Agri-Resources Ltd (GAR) mendirikkan anak perusahaan baru yang bernama Golden Agri-Resources Brasil Sociedade Limitada Unipessoal, yang berlokasi di Brasil. Perusahaan juga telah mengakuisisi seluruh bisnis milik RCMA Group PTe Ltd, pada November 2019.