Bekerja.id – Apa yang terjadi dengan Jack Ma, pendiri Alibaba sekaligus salah satu orang terkaya di China dengan jumlah kekayaan sekitar US$50 miliar. dilaporkan menghilang oleh media arus utama Financial Times dan Bloomberg.
Nama Jack Ma masuk pada kolom trending Twitter di versi berbagai negara, bahkan aktivitas pencarian dengan kata kunci Jack Ma pada laman Google, Yahoo, maupun mesin pencarian lainnya mengalami peningkatan yang signifikan dalam 48 jam terakhir.
Jack Ma menjadi orang yang berpengaruh dalam dunia bisnis, bahkan bisa dibilang selevel kepala negara, Ma memang tidak se-aktif Donalnd Trump. Bergabung di Twitter pada 16 Maret 2020, bahkan hingga 10 Oktober, Ma hanya 21 kali membuat cuitan di Twitter atau rata-rata 1 cuitan setiap 10 hari.
Sejak turun dari struktural manajemen Alibaba pada 2018, Ma memang jarang melakukan pembicaran untuk mewakili entitas-entitas bisnisnya. Namun yang terjadi Ma tiba-tiba mendadak absen sebagai juri final reality show yang dibintanginya. Africa’s Business Heroes, buat orang awam pasti tahu ada sesuatu yang tidak beres terjadi.
Jika dilihat dari informasi kebelakang, Ma memang tidak pernah kelihatan sejak 2 November 2020. Hari tersebut adalah hari ketika dia menghadiri pertemuan menjelang rencana Initial Public Offering (IPO) untuk Ant Group, entitas anak perusahaan Alibaba di bursa Hong Kong dan Shanghai.
Investigasi terbaru dari Wall Street Journal (WSJ) menyebut terkait pertemuan tersebut, Ma ditekan regulator China terkait kritikan terhadap kebijakan otoritas keuangan negara dalam sebuah pidato. WSJ menyebut bahwa dalam pertemuan tersebut, Ma juga sempat menawarkan untuk melepas kepemilikian di Ant Group kepada Pemerintah China apabila hal tersebut bisa menjadi jalan tengah, sebelum IPO hal tersebut tetap digagalkan oleh regulasi anti monopoli China.
Selama artikel ini terbit, belum ada informasi kejelasan terkait dengan kemana sebenarnya Ma menghilang dan apakah kepergiannya tersebut inisiatif pribadi atau paksaan Beijing.
Berbagai kabar tersebut, mulai dari yang bisa masuk akal hingga ada yang terkesan mengada-ada, namun kebanyakan media lokal banyak bungkam. Seperti halnya media terbesar negeri tirai bambu tersebut yang terafiliasi dengan Alibaba, South China Morning Post (SCMP) yang memilih untuk tidak menerbitkan informasi tentang menghilangnya Ma, dilansir dari laman bisnis.com (1/5/2021).