Bekerja.id, – Hadirnya vaksin Covid-19 seperti memberi harapan baru bagi perekonomian Indonesia, “meskipun belum teruji secara penuh” keadaan ini bisa mengubah kondisi dunia, salah satunya Indonesia, dari berbagai macam krisis sepanjang tahun 2020.
Sektor ekonomi dan sektor kesehatan adalah sektor utama yang mengalami dampak pandemi Covid-19. Masa resesi pada 2020 sudah berlalu namun diprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 masih terkena dampak pandemi.
Selain itu, berbagai macam cara yang dilakukan oleh setiap pemegang kebijakan sudah diterapkan. Salah salah satunya adalah Vaksin Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa adanya vaksinasi yang diberikan kepada masyarakat adalah sebagai tindakan yang dilakukan pemerintah untuk mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi, dengan target kembali ke angka 5 persen pada 2021.
Perlu diketahui bahwa perekonomian Indonesia tumbuh sebesar -3,49 persen (year to year) pada triwulan III atau Q3 pada 2020. Angaka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya atau Q3 yang tumbuh -5,32 persen (year to year). Meski masih berada pada angka minus, namun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan bahwa Indonesia menunjukan proses pemulihan ekonomi ke arah zona positif.
Bank Indonesia
Bank Indoesia pun mengaku optimis bahwa pada 2021 perekonomian Indonesia akan kebali ke zona positif. Proyeksinya dapat melesat pada kisaran 4,8 persen hingga 5,8 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan bahwa beberapa jumlah kompenen pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) yang menjadi penompang terhadap ketahanan perekonomian Indonesia pada 2021.
“Sumber PDB [tahun depan] yaitu dari sektor ekspor. Kinerja ekspor akan membaik serta di tahun yang akan datang semakin membaik dengan dukungan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi global,” ujar Perry dikutip Kontan.co.id (27/1/2020).
Sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia lainnya adalah konsumsi pemerintah maupun konsumsi swasta yang bisa menopang perekonomian domestik. Disisi lain adanya investasi yang datang ke Indonesia seiring dengan berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja yang menjadi salah satu faktor tumbuhnya ekonomi Indonesia.
World Bank
Proyeksi Indonesia yang dikeluarkan World Bank pada 17 Desember 2020 yang berjudul Indonesia Economy Prospects memprediksi bahwa ekonomi Indoneisa akan mengalami peningkatan diangka 4,4 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan proyeksi World Bank sebelumnya yaitu 4,7 persen.
Koreksi perkiraan ini terlihat dari pemulihan yang lambat dari perkiraan pada Q3 2020. Kemudian pada Q4, kasus Covid-19 di Indonesia pun menunjukan peningkatan. Meski begitu, World Bank tetap mencatatan adanya perbaikan ekonomi Indonesia pada 2021 secara bertahap.
Riset Oxford dan Lembaga ICAEW
Menurut laporan dari Oxford bersama Institute of Charted Accountants in England and Wales (ICAEW) yang membahas tentang laju pertembuhan ekonomi di seluruh Asia Tenggara. Mereka memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara akan mengalami kenaikan tajam hingga 6,2 persen pada 2021.
Khusus Indonesia, volume penjualan terhadap produk retail dan produk industri yang dinilai paling stabil, membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang solid dan tangguh dalam pemulihan ekonomi Indonesia dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya yang masih terpukul.
Dua lembaga tersebut memprediksi bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia berpotensi di angka 6 persen pada 2021. Infrastruktur dan bantuan belanja konsumen menjadi dua sektor yang paling berpengaruh. Selain itu masih ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan.
Angka impor yang masih rendah, penjualan ritel yang dinilai masih lemah, serta tren mobilitas yang masih lemah, menjadikan beberapa faktor tersebut, harus diprioritaskan bagi Indonesia untuk ditingkatkan.
Fitch Solutions
Sebelumnya lembaga internasional Fitch Solutions memprediksi bahwa laju perekonomian Indonesia tumbuh 3,3 persen pada 2021. Tetapi setelah melihat pencatatan pertumbuhan Indonesia dari setiap kuartal terus mengalami peningkatan ke arah positif, lembaga ini memprediksi bahwa perekonomian Indonesia bisa mencapai angka 6,1 persen pada 2021.
Fundamental Indonesia dirasa cukup tangguh dalam menghadapi pandemi global yang terdampak ini. Didukung oleh perbaikan ekonomi dalam negeri maupun perbaikan dari sektor ekonomi global secara umum, memberikan harapan bagi Indonesia untuk segera memulihkan ekonominya pada 2021.
Asian Development Bank (ADB)
Proyeksi Indonesia dari Asian Development Bank (ADB) perlu jadi diperhatikan. Sebelumnya ADB memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2021 berada diangaka 5,3 persen. Namun ADB merevisi angaka tersebut menjadi 4,5 persen.
Salah satu yang menjadi penyebabnya adalah masih berlanjuntya penyebaran Covid-19. Hadirnya Covid-19 di Indonesia, bagi ADB masih melihat adanya ketidakpastian yang cukup tinggi. Dalam proses vaksinasinya pun perlu waktu yang lama.
Country Economist ADB for Indonesia, Emma Allen, dikutip Bisnis.com menyatakan bahwa perlu adanya dorongan dari sektor konsumsi swasta maupun keyakinan konsumen dalam pemulihan ekonomi Indonesia pada 2021.
J.P. Morgan
J.P. Morgan juga memprediksi proyeksi terkait dengan aliran dana asing yang masuk kembali ke Indonesia, dengan adanya sentimen positif tentang vaksinasi, lembaga ini memprediksi bahwa angaka pertumbuhan perekonomian Indonesia sebesar 4 persen pada 2021. Angka tersebut didukung adanya konsumsi sebesar 2,2 persen, investasi 1,2 persen, dan net ekspor 0,7 persen.
Bahwa sentimen positif adanya vaksinasi dan aliran dana asing yang disebut J.P.Morgan sebagai key market divers di Indonesia. Berlakunya kebijakan Undang-Undang Cipta Kerja mendorong Foreign Direct Investment (FDI) dan transformasi Indonesia menjadi negara manufaktur di Asia serta sebagai pusat teknologi Asia.
Hal menarik lainnya, J.P. Morgan menambahkan bahwa Indonesia mengalami booming ekonomi digital maupun korporasi berbasis teknologi yang akan dimulai pada 2021. Diketahui ekonomi internet Indonesia di tahun 2020 sudah ada kapasitas 50 miliar dolar AS yang menjadi salah satu pertumbuhan tercepat dunia.
LIPI
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melihat bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat bergantung dengan tindakan dan kecepatan pemerintah dalam melakukan vaksinasi secara nasional. Selain itu, LIPI melihat bahwa Indonesia sudah berada pada laju perbaikan pada 2021.
Adanya program vaksin ini memberikan dorongan untuk ekspektasi sektor konsumsi. LIPI juga membuat simulasi terkait pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
- Jika pada 2021 tidak ada program vaksin, maka PDB diprediksi akan tumbuh sekitar 1,57 – 2,07 persen.
- Jika vaksinasi sudah berjalan sebanyak 30 persen, maka PDB diprediksi akan tumbuh sekitar 2,99 – 3,49 persen.
- Jika vaksinasi sudah dilakukan sebanyak 50 persen, maka PDB diprediksi akan tumbuh sekitar 3,21 – 3,7 persen.
- Jika vaksinasi sudah dilakukan mencapai 80 persen, maka PDB diprediksi akan tumbuh sekitar 3,53 – 4,09 persen.
“Jika proyeksi pertumbuhan perekonomian nasional ini mencapai 4 persen, hal ini bisa menjadi prestasi,” ungkap Kepala Pusat Penelitian Ekonomi, LIPI, Agus Ekono Nugroho, kepada Liputan6.com (17/12/2020).
INDEF
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi bahwa pertumbujan ekonomi Indonesia pada 2021 berada pada angka 3 persen. Alasan yang menjadikan belum solidnya ekonomi Indonesia di tahun ini, dinilai masih ada yang membatasi konsumsi masyarakat kelas menegah saat pandemi Covid-19.
Terkait dengan konsumsi serta inflasi yang terjadi di tahun 2021, INDEF pun memproyeksikan baru akan menyentuh angka 2,5 persen dari angka inflasi normal Indonesia yang bisa mecapai 3 persen.
Selain itu juga sektor suplai pangan dan kebutuhan pokok tidak menunjukan masalah yang berarti, tetapi masih ada pemulihan ekonomi yang belum optimal serta daya beli masyarakat yang masih terbatas, sehingga hal ini menjadi alasan di tahun 2021 ini Indonesia harus bekerja ekstra untuk memulihkan pertembuhan ekonomi nasional.