Bekeja.id, – Menurut Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menyampaikan bahwa pembangunan jalan tol nasional sepanjang 2020 akan berjalan dengan baik. Meski pandemi Covid-19 yang belum akhir, kegiatan konstruksi jalan tol tetap bergerak.
Sekretaris Jendral ATI Kris Ade Sudiyono mendata bahwa ada data tambahan kurang lebih 258 Kilometer pada ruas jalan tol di tahun lalu. Sehingga jika dijumlahkan panjang tol yang masih beroperasi mencapai 2.333 Kilometer.
Dikutip dari Binis.Com Senin (18/1/2021) “Tercatat masih ada 814 Kilometer dalam tahap konstruksi, seperti ruas Bogor-Ciawi, Cinere-Jagorawi, Depok-Antasari, dan sebagainya”.
Kris juga menyampaikan bahwa pemerintah sudah melakukan beberapa proyek baru antara lain pembangunan jalan tol Bawen-Jogja, Jogja-Solo, Bogor-Serpong, Cikunir-Karawaci, dan Kamal-Teluk Naga. Ia berpendapat bahwa 2020 adalah waktu pengujian terhadap ketahanan model bisnis pada industri khususnya infrastruktur jalan tol.
Menurut data Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) total panjang tol pada 2020 sudah mencapai 2.346 Kilometer. Angka tersebut bisa naik hingga 17,47 persen atau bertambah sekitar 410 Kilometer pada 2021 menjadi 2.756 Kilometer.
Penambahan panjang tol tersebut berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi pada 2020. Bahwa panjang tol pada 2020 bertambah 258 Kilometer atau naik 12,35 persen.
Selain panjang jalan tol, pada 2021 panjang jalan tol tersebut akan berakselerasi. BPJT memprediksi bahwa jalan tol nasional akan mengalami kenaikan 17, 29 persen atau bertambah 1.842 Kilometer, sehingga total jalan tol nasional menjadi 12.491 Kilometer.
Meskipun konstruksi tetap berjalan, Kris mengatakan pada saat pandemi ini membuat pendapatan industri tol mengalami guncangan. Seperti halnya pengguna jalan tol saat berlakunya Protokol Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
“Pada pertengahan 2020 trafik pengguna jalan tol akan kembali meningkat seiring dengan adanya pelonggaran Protokol Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Pada akhir 2020, trafik harian jalan tol bervariasi antara 70-90 persen, hampir mendekati trafik pada awal tahun sebelum adanya pandemi, ” ujarnya.
Kris mengatakan bahwa data trafik pada jalan tol nasional menunjukan pola “V-Shape” sepanjang 2020. Hal ini membuat volume pengguna jalan tol mengalami fase pemulihan.
Pada 2020 BPJT mendata adanya jumlah transaksi harian mengalami penurunan sebesar 26 persen dari realisasi 2019 sebanyak 4,6 juta menjadi 3,4 juta transaksi per hari. BPJT juga memprediksi angka tersebut akan kembali pulih sebesar 17,64 persen atau sekitar 4 juta transaksi per hari.
Meskipun transaksi mengalami penurunan, BPJT juga mendata nilai transaksi sepanjang 2020 hanya mengalami penurunan sebesar 8,7 persen menjadi Rp19,19 triliun. Transaksi jalan tol pada akhir 2021 akan mengalami pertumbuhan sebesar 17,4 persen atau menjadi Rp22,5 triliun.
BPJT juga melihat tertahannya penurunan transaksi tersebut diakibatkan naiknya minat perusahaan logistik menggunakan jasa jalan tol. Trafik pengguna jalan tol pun meningkat seperti kendaraan golongan II-IV mengalami peningktan sebesar 14,56 persen sepanjang 2020, jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya sebesar 12,39 persen.